Jelang Ujian Nasional, Mimudaku Gelar Motivasi

0
671

muhkudus.id – Selasa (4/4) Jelang UN, MI Muhammadiyah 2 Kudus Program Khusus (Mimudaku), menggelar kegiatan motivasi untuk kelas 6. Kegiatan motivasi ini diharapkan dapat mengubah cara berpikir peserta didik dalam belajar. Kegiatan ini telah dilakukan pada bulan-bulan sebelumnya. Ini adalah kegiatan motivasi terakhir yang dilakukan Mimudaku sebelum try out ketiga.

Adapun kegiatan motivasi yang pertama diisi oleh Ali Musthofa, S.Pd.I (MBS SMA Muhammadiyah Kudus). Kegiatan ini dilakukan sekitar awal bulan Februari 2017, sebelum tryout pertama dilakukan. Sementara itu untuk sosialisasi UN dan motivasi yang diperuntukkan wali murid kelas 6, Mimudaku mengundang pemateri andal dari STAIN Kudus. Beliau adalah Ibu Fatma Laili Khoirun Nida, S.Ag., M.Si.

Untuk kegiatan motivasi kedua, Mimudaku menghadirkan Farida, M.Si. (Dosen STAIN Kudus). Kegiatan ini dilaksanakan pada akhir bulan Februari 2017, menjelang try out kedua. Saat kegiatan motivasi ini berlangsung, anak-anak kelas 6 didampingi oleh wali kelas 6A dan 6B. Kegiatan motivasi ini cukup berpengaruh pada kesiapan peserta didik dalam membentuk pola belajar yang tepat dan bijak.

Hari ini adalah motivasi terakhir yang digelar oleh Mimudaku jelang UN. Adapun kegiatan motivasi ini dipandu oleh Jauli Muflih, S.H.I selaku moderator. Kegiatan motivasi yang terakhir ini agak berbeda dari yang sebelumnya. Kegiatan motivasi ini tidak hanya didampingi oleh seluruh dewan guru yang mengajar di kelas 6. Kali ini Mimudaku mengudang K.H. Syaiun Adhim, M.Pd.I (Al Hafidz, sekaligus sebagai Kepala MI Tahfidhul Qur’an Yanbu’ul Qur’an). Kegiatan ini tidak hanya untuk kelas 6 saja. Akan tetapi, setelah mengisi motivasi dan doa bersama, acara dilanjutkan motivasi untuk kelas 1-5 sekaligus doa bersama.

Di sela-sela motivasinya, beliau mengatakan bahwa dalam menuntut ilmu yang kita perlukan ituadalah 5 B. Kelima hal tersebut adalah berniat, berbekal, belajar, berikhtisar, dan berdoa. Pertama adalah berniat, ketika kita berangkat sekolah hal yang pertama yang harus kita lakukan adalah berniat. Tanpa adanya niat, maka hal apapun yang dilakukan tidak akan ada faedahnya. Namun, jika kita telah berniat untuk menuntut ilmu dan mengurangi kebodohan, maka insyaallah ilmu kita menjadi berkah.

Kedua adalah berbekal. Ketika kita bersekolah tanpa adanya bekal berupa buku pelajaran, maka proses KBM tidak bisa maksimal. Kita sebagai seorang terpelajar harus mempunyai bekal untuk menuntut ilmu. Sebab, menuntut ilmu itu wajib hukumnya bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan. Ketiga adalah belajar. Kalau kita sudah mempunyai bekal, maka belajarlah dengan tekun. Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina. Menuntut ilmu itu sejak dalam ayunan hingga liang lahat. Yang keempat adalah berikhtisar. Yakni merangkum/ meringkas/ menyimpulkan pelajaran-pelajaran yang telah diterima di sekolah.

Kita sebagai seorang terpelajar harus bisa membuat simpulan sendiri menurut bahasa kita. Meskipun dalam pelajaran membutuhkan buku-buku yang tebalnya tidak terkira, namun ketika kita sudah mempunyai ikhtisar sendiri, maka pola belajar akan menjadi ringan dan mudah. Ketika kita telah berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh hasil yang terbaik, maka yang terakhir adalah berdoa. Ketika kita sudah berusaha, maka Allah lah yang akan menentukannya. Takdir adalah milik Allah semata.

Alhamdulillah kegiatan motivasi kali ini berlangsung sangat komunikatif. Ada beberapa peserta didik yang mnegajukan pertanyaan. Pertanyaan pertama datang dari Ananda Primus. Ia berkata, “Bagaimana cara menghafal kosa kata yang baik?” Adapun jawaban dari beliau adalah mencari kata kunci. Itulah yang terpenting. Pertanyaan kedua datang dari Ananda Rio. Ia berkata, “Bagaimana cara menjaga hafalan Al-Qur’an?” Jawaban beliau adalah dengan melakukan sholat sunnah rawatib atau sholat sunnah yang lain dengan melafalkan surat-surat yang sedang dihafalkan.

Insyaallah hafalan itu akan tetap terjaga. Pertanyaan yang ketiga datang dari Ananda Nabil. Ia berkata,”Bagaimana cara agar ketika pelajaran tidak banyak omong?” Beliau menjawab bahwa belajar itu sesuai dengan karakter masing-masing peserta didik. Ada yang suka diam ketika membaca buku atau belajar. Ada yang suka banyak bicara ketika belajar, ada pula yang suka melafalkan bacaannya ketika membaca. Semua hal tersebut tak dapat dipungkiri, bahwa hal tersebut terjadi di sekolah-sekolah. Yang terpenting adalah fokus dan tidak mengganggu orang lain.

“Semoga semua hal yang telah disampaikan oleh narasumber, dapat diamalkan oleh anak-anak semua. Dan pesan untuk asatiz-asatizah harus ikhlas, ridho, dan sabar. Semoga asatiz-asatizah diberi kekuatan dan dimudahkan urusannya dalam menggiring anak-anak untuk meraih prestasi yang maksimal. Semoga Allah SWT meridhoi dan menjadikan Mimudaku semakin maju dan jaya,” kata Ustadzah Hanik Hidayati, selaku wali kelas 6A.

“Semoga anak-anakku sekalian diberikan ilmu yang bermanfaat dan barokah, serta diberikan nilai yang terbaik oleh Allah SWT. Aamiin ya robbal alaamiin, kata Ustadzah Ima Triana Fatmawati,” selaku wali kelas 6B. (mpi kudus)

Kontributor : keoshiMI Muhammadiyah 2 Kudus Program Khusus

 

Facebook Comments