Kudus, 26 Oktober 2025 — Masjid At-Taqwa Jati Kulon kembali menghidupkan suasana dakwah pagi hari melalui program Pengajian Subuh Ceria, Ahad (26/10/2025). Kegiatan ini diawali dengan sholat Subuh berjamaah yang diimami oleh santri Pesantren Muhammadiyah Kudus, Sdr. Muhammad Husain Abdul Hadi, yang turut didampingi tiga rekannya sebagai makmum bagian depan. Kehadiran para santri ini sekaligus menjadi bentuk pembiasaan kaderisasi ibadah sejak dini dalam lingkungan persyarikatan.
Usai sholat Subuh, acara dilanjutkan dengan kajian keislaman yang disampaikan oleh Drs. Zulfa Kurniawan, M.SE, Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Kudus. Dalam tausiyahnya, beliau menegaskan bahwa tujuan utama penciptaan manusia adalah beribadah dan menegakkan nilai penghambaan kepada Allah sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an:
“وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ”
‘Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku’.
Beliau menjelaskan bahwa ibadah tidak hanya dimaknai dalam bentuk ritual harian, tetapi juga melalui pengabdian, dakwah, dan kerja-kerja kemanfaatan.
“Ibadah bukan hanya sholat, tetapi juga kehadiran kita di tengah umat sebagai pembawa manfaat. Siapa yang hidup di Muhammadiyah, sejatinya ia sedang menghidupkan ayat ini: menebar maslahat adalah bagian dari pengabdian kepada Allah,” tuturnya.
Selain itu, beliau juga memberikan motivasi kepada warga Muhammadiyah Jati Kulon untuk terus istiqamah dalam perjuangan dakwah berkemajuan.
“Menjadi warga Muhammadiyah berarti siap berjuang dalam senyap, bekerja dalam ketulusan, dan beramal dalam keikhlasan. Jangan lelah berjuang. Sebab setiap langkah kebaikan akan kembali menjadi cahaya di hadapan Allah,” tambahnya.
Memakmurkan Jamaah = Memakmurkan Masjid
Dalam kesempatan tersebut, narasumber juga menekankan pentingnya gerakan sosial berbasis masjid sebagai ruh dari Masjid Makmur Memakmurkan—tema pengembangan Masjid At-Taqwa Jati Kulon selama ini.
“Masjid yang makmur adalah masjid yang memakmurkan jamaahnya. Ramah anak, ramah musafir, dan peduli jamaah melalui penyediaan sarapan gratis adalah bentuk nyata ibadah sosial yang tidak kalah mulia dari ibadah ritual,” tuturnya.
Melalui program ini, Masjid At-Taqwa konsisten menjadi masjid ramah keluarga: memberi ruang bagi anak-anak, menyambut musafir, dan menghidupkan kebersamaan pasca Subuh dengan sarapan hangat sebagai simbol kepedulian dan pelayanan umat.
Kegiatan Pengajian Subuh Ceria menjadi bukti nyata bahwa Masjid At-Taqwa tidak hanya menghidupkan sholat, tetapi juga menghidupkan jamaahnya—menunaikan fungsi sosial, spiritual, dan pembinaan kader umat. Harapannya, tradisi mulia ini terus melahirkan generasi muslim yang taat, berilmu, dan berkhidmat, sekaligus memperkuat peran masjid sebagai pusat dakwah yang ramah, teduh, dan membimbing peradaban.
Pengajian Subuh Ceria ini juga disiarkan melalui live streaming kanal resmi Masjid At-Taqwa Jatikulon sehingga dapat dijangkau oleh jamaah yang tidak dapat hadir secara langsung. Panitia menyiapkan sarapan pagi dan sayur gratis sebagai bentuk kepedulian sosial sekaligus memperkuat kehangatan jamaah selepas kajian.













