Islam Berkemajuan: Konsep, Nilai, dan Relevansinya di Era Modern

0
33

Dalam dinamika kehidupan umat Islam di era global dan digital saat ini, muncul kebutuhan akan model keberagamaan yang tidak hanya berpegang teguh pada nilai-nilai wahyu, tetapi juga responsif terhadap tantangan zaman. Salah satu tawaran konseptual yang relevan dan membumi datang dari Muhammadiyah, yakni “Islam Berkemajuan” — sebuah pemikiran Islam yang berakar pada wahyu Ilahi namun berorientasi pada kemajuan ilmu, teknologi, dan peradaban.

Konsep ini bukan sekadar jargon, melainkan cerminan dari perjalanan panjang Muhammadiyah dalam memadukan nilai-nilai Islam dengan praksis sosial yang mencerahkan. Artikel ini akan mengupas makna, nilai-nilai, serta relevansi Islam Berkemajuan di tengah realitas kekinian umat dan bangsa.

Makna Islam Berkemajuan

Islam Berkemajuan merupakan paham keislaman yang dikembangkan oleh Muhammadiyah, yang berpijak pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta mengedepankan rasionalitas, tajdid (pembaruan), dan keterbukaan terhadap ilmu pengetahuan.

Menurut Prof. Dr. Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, “Islam Berkemajuan adalah Islam yang memadukan nilai keimanan, akal, ilmu, dan amal dalam membangun kehidupan pribadi, masyarakat, dan bangsa yang berkeadaban.”

Paham ini bertolak dari semangat tauhid yang membebaskan, memajukan, dan mencerahkan kehidupan umat manusia. Dalam konteks Muhammadiyah, Islam tidak hanya urusan ibadah individual, tetapi juga panduan dalam mewujudkan keadilan sosial, kemajuan pendidikan, pelayanan kesehatan, hingga penguatan ekonomi umat.

Nilai-Nilai Utama Islam Berkemajuan

Beberapa nilai pokok yang menjadi pilar Islam Berkemajuan antara lain:

  1. Tauhid yang Mencerahkan
    Tauhid bukan hanya keyakinan teologis, tetapi juga energi pembebas dari belenggu kemiskinan, kebodohan, dan ketertinggalan.
  2. Rasionalitas dan Ilmu Pengetahuan
    Islam Berkemajuan menekankan pentingnya akal dan ilmu sebagai sarana memahami wahyu dan alam semesta. Ini sejalan dengan visi Iqra’ sebagai ayat pertama yang diturunkan.
  3. Tajdid (Pembaruan)
    Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan tajdid — melakukan pemurnian ajaran dari hal-hal bid’ah, sekaligus melakukan pembaruan terhadap sistem sosial, budaya, dan kelembagaan umat.
  4. Humanisme Universal
    Islam Berkemajuan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan universal. Dakwah bukan untuk mempersempit, tetapi untuk merangkul semua golongan.
  5. Berorientasi Masa Depan
    Islam Berkemajuan tidak nostalgia pada kejayaan masa lalu, tetapi membangun masa depan dengan visi keadilan, kesejahteraan, dan kemajuan.

Relevansi di Era Modern

Di tengah tantangan seperti radikalisme agama, kemiskinan struktural, hingga disrupsi teknologi, Islam Berkemajuan hadir sebagai pendekatan yang adaptif dan solutif. Muhammadiyah telah membuktikan bahwa Islam mampu menjadi kekuatan transformasi sosial melalui:

  1. Ribuan lembaga pendidikan dari TK hingga universitas.
  2. Puluhan rumah sakit dan klinik yang melayani semua golongan.
  3. Gerakan filantropi melalui Lazismu dan organisasi sosial lainnya.
  4. Keterlibatan aktif dalam diplomasi kemanusiaan, seperti respon terhadap krisis Rohingya dan Palestina.

Melalui Islam Berkemajuan, Muhammadiyah menunjukkan bahwa modernitas tidak harus menjauh dari agama, dan keberagamaan tidak harus tertinggal dari kemajuan zaman.

Islam Berkemajuan adalah jawaban atas tantangan zaman: bagaimana menjadi Muslim yang taat secara spiritual, namun juga aktif dan produktif secara sosial. Muhammadiyah, melalui paham ini, mengajak umat Islam untuk memaknai agama secara kontekstual, dinamis, dan transformatif — menuju peradaban Islam yang mencerahkan (Islam yang rahmatan lil ‘alamin).

Sebagaimana pesan KH. Ahmad Dahlan, “Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah.” Maka, menghidupi Islam Berkemajuan adalah bagian dari dakwah yang menyatu dalam amal nyata.

Referensi:

Haedar Nashir, Islam Berkemajuan untuk Indonesia Berkemajuan, Pidato Milad Muhammadiyah 2020.Buku Islam Berkemajuan: Visi, Karakteristik, dan Arah Baru Muhammadiyah (Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah)Ahmad Syafii Maarif, Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan

Facebook Comments