MINUS GROWTH, PECEKLIK MURID MENGANCAM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

1

Penulis : Agus Suroyo                                                                                                              (Sekretaris Forum Guru Muhammadiyah Pusat/Praktisi Pendidikan DIY)

Salah satu problem di dunia pendidikan selain kesejahteraan guru adalah semakin berkurangnya jumlah murid. Selain faktor daya saing, faktor demografis sangat berpengaruh terhadap penurunan jumlah murid di sekolah/madrasah. Tahun 2025, _total fertility rate_ (angka kelahiran) DIY hanya 24.373 atau memiliki TFR di bawah angka 2,1. TFR DIY terendah nomor 2 setelah DKI jakarta. Penuruan TFR ini akan menimbulkan _minus growth_ atau penurunan populasi yang akan berdampak pada jumlah murid sekolah beberapa waktu yang akan datang.

Kondisi minus growth ini harus diantisipasi oleh pemerintah, yayasan maupun dari pihak sekolah. Tren angka kelahiran di DIY terus mengalami penurunan. Pada tahun 2021 angka kelahiran 38.587, 2022 turun menjadi 36.045, 2023 turun menjadi 35.078, 2024 turun menjadi 32.455 dan yang paling signifikan adalah 2025 yaitu 24.373. Angka kelahiran dari 2024 ke 2025 mengalami penurunan sekitar 8.082. Kondisi ini perlu diwaspadai bersama.

Jika kita analisis data murid SD/MI tahun ini rata-rata murid perangkatan di jenjang SD/MI DIY masih sekitar 47.613 dengan jumlah SD/MI di DIY adalah 2.044. Dengan melihat angka kelahiran 2021 sampe 2025 maka rerata perangkatan tahun ini sangat jauh dibandingkan angka kelahiran 5 tahun terakhir ini. Artinya ini menjadi warning bagi PAUD (khususnya TK), SD/MI dan tentunya SMP/MTs, SMA/MA/SMK tahun-tahun mendatang harus waspada.

Sebagai contoh analisis tahun ini rasio jumlah siswa perangkatan di SD/MI masih 1:23 namun perlu hati-hati pada tahun ajaran 2028/2029 rasionya hanya 1:18. Pada tahun ini terjadi penurunan 3.000 murid lebih dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun ajaran 2029/2030 turun kisaran 2000 murid dengan rasio 1:17 selanjutnya tahun 2030/2031 turun sekitar 1.000 murid dan pada 2031/2032 turun 3000 an murid dengan rasio 1:15. Puncak peceklik murid untuk SD/MI akan terjadi pada tahun 2032/2033 yaitu mengalami penurunan mencapai 8.082 murid dengan rasio 1:11. Tahun ajaran 2032/2033 akan menjadi tahun-tahun sulit jenjang SD/MI dan 3 tahun berikutnya akan melanda SMP/MTs disusul SMA/SMK/MA pada tahun-tahun selanjutnya. Untuk itu pemerintah, para pimpinan yayasan, kepala sekolah/madrasah perlu mengantisipasi peceklik murid yang kian mengancam sekolah/madrasah kita. Perlu juga perencanaan alih fungsi sekolah/madrasah menjadi tempat-tempat yang manfaat pada masa yang akan datang. _wallahu a’lam_

Semanu, 27 Desember 2025

Facebook Comments