Islam sebagai agama yang Rahmatan lil ‘Alamin, menyerukan kepada manusia sebagai khalifah fil ardli—pemimpin di muka bumi mempunyai tugas bertanggung jawab menjaga keseimbangan alam. Hal inilah yang menjadi landasan ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Muhammadiyah, untuk berperan serta dalam penguatan kesadaran ekologis di tengah krisis alam, terutama dalam isu yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari yaitu pengelolaan sampah.
Lingkungan sebagai Ladang Amal Saleh
Masalah sampah bukan sekadar isu kebersihan, tetapi juga persoalan moral dan sosial. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ “Kebersihan adalah sebagian dari iman.” Maka, menjaga kebersihan lingkungan merupakan bagian dari ibadah. Melalui prinsip inilah, berbagai majelis dan amal usaha ‘Aisyiyah di seluruh Indonesia khususnya di Kudus mulai bergerak dalam program peduli lingkungan sebagai semangat dakwahyang membumi.
Gerakan ini tidak hanya mengajak warga untuk membuang sampah pada tempatnya, Namun juga membangun kesadaran akan pentingnya pengolahan sampah yang merupakan proses sistematis dari pengumpulan, pemilahan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan akhir sampah dengan tujuan menjaga lingkungan dan kesehatan masyarakat dengan prinsip 3R: Reduce (mengurangi), Reuse (memanfaatkan kembali), Recycle (mendaur ulang) dalam kehidupan sehari-hari.
Menjaga lingkungan bumi sangatlah penting sekali karena lingkungan baik di darat dan di air banyak yang rusak disebabkan ulah tangan manusia, seperti yang difirmankan oleh Allah SWT dalam QS. Ar-Ruum 41 yang berbunyi:
ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (Ar-Ruum: 41)
Perempuan ‘Aisyiyah sebagai Agen Perubahan Lingkungan
Sebagai organisasi perempuan, ‘Aisyiyah memiliki peran yang sangat strategis dalam membangun kesadaran ekologis mulai dari ruang domestik (rumah tangga) hingga masyarakat secara luas. ‘Aisyiyah saat ini tidak hanya berperan serta dalam keagamaan, pendidikan dan Kesehatan saja, namun juga menjadi pionir perubahan perilaku yang peduli pada lingkungan bagi keluarga dan anak-anaknya.
Hal ini dapat menjadi bagian dari perwujudan dakwah bil hal—- ‘Aisyiyah mampu menunjukkan bahwa kepedulian terhadap sampah dan lingkungan adalah bagian dari manifestasi iman, cinta kasih, dan tanggung jawab sosial. Kepedulian lingkungan ini bukanlah tugas satu pihak saja, melainkan tanggung jawab bersama. Gerakan kecil yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah, seperti memilah sampah, menanam pohon, atau mengurangi plastik, adalah langkah besar untuk menangani krisis ekologi.
Di Kota Kudus sendiri pernah terjadi sampah darurat disebabkan adanya penutupan pembuangan akhir sampah, pada saat itu warga masyarakat kudus panik dan resah karena sampah- sampah menumpuk di sepanjang tepi jalan trotoar, sejak saat itu banyak warga yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dengan pengolahan sampah dari mulai yang sederhana sampai yang kompleks. Dengan cara memilah sampah organik dibuat kompos, mengurangi sampah plastik dengan membawa tas belanja dan botol minum sendiri, serta memanfaatkan barang bekas menjadi beberapa jenis kerajinan yang dibuat souvenir, serta yang tak kalah pentingnya ikut berperan memberikan edukasi kepada warga masyarakat sekitar mulai dari keluarga, RT/RW serta komunitas lain bahkan melalui sekolah sekolah atau instansi secara berkelanjutan.
Sedangkan langkah-langkah pengolahan sampah melalui yang dilakukan ‘Aisyiyah Kudus dengan melakukan zero waste 5R, Refuse (menolak), Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang), dan Rot (mengomposkan)
- Pilah sampah sejak awal, memisahkan sampah sesuai jenisnya
- Melakukan zero waste dengan 5R, Refuse (menolak), Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang), dan Rot (mengomposkan)
- Membuat pupuk dari sampah organic
- Membersihkan tempat sampah setiap hari
- Melakukan daur ulang pada sampah anorganik
Sebagai insan yang beriman makhluk Allah yang paling sempurna kita dianjurkan untuk menjaga bumi dan seisinya agar tidak terjadi kerusakan dimuka bumi serta tidak terjadi pencemaran dan jauh dari serangan berbagai penyakit yang disebabkan lingkungan kurang sehat. Sebagai warga ‘Aisyiyah khususnya di Kabupaten Kudus untuk menjaga bumi dan lingkungan sekitar diadakan gerakan pelatihan dengan tema Menjaga bumi dengan pengolahan dan pilah sampah sebagai penyelenggara LLHPB PDA Kabupaten KUDUS dengan menghadirkan para peserta perwakilan dari Pimpinan Cabang Aisyiyah dan Pimpinan Ranting Aisyiyah se Kabupaten Kudus, di harapkan setelah pelatihan bisa diaplikasikan di cabang dan ranting Aisyiyah masing-masing serta disosialisasikan kepada keluarga, tetangga lingkungan masyarakat sekitar, selanjutnya dari LLHPB akan terjun langsung ke cabang dan ranting untuk mensurvei dan melihat hasil akhir dari tindak lanjut pelatihan tentang pengolahan dan pilah sampah.
Penulis: Aris Naini
Sumber: Dokumentasi pelatihan menjaga bumi dengan pengolahan dan pilah sampah.













